Panggil aku Nayla kalau mau aku menoleh ke padamu.
Sabtu, 11 Juni 2022
Jati Diri Admin: Tentang Nayla Sabitha
Selembar Sajak (6): Kala Tiba Waktunya (Puisi tentang Surat an-Nazi'at)
sumber: https://robert-croshawm75.web.app/arab-latin-surah-an-naziat.html
Kala Tiba Waktunya
oleh: Nayla Sabitha
Yakinkah kau menyangkal?
Seakan hidupmu selamanya kekal
Berusaha untuk bodohi akal
Hadapi kiamat tanpa bekal
Senja rasa sendu
Hati tak kunjung syahdu
Takut dan panik beradu
Kala sangkakala mengalun merdu
Terlintas pikir ketika nyawa dicabut
Inginmu keras ataukah lembut?
Sang malaikat tak pandang rambut
Mata telah terlapis kabut
Katanya inginmu mendapat surga
Nyatanya dirimu tak sama harga
Terlalu rapat merawat raga
Hingga lupa ibadah juga
Dengar Fir'aun yang dusta dan durhaka?
Dengan pengakuan timbulkan celaka
Anggap Allah ilusi belaka
Antarkan diri menuju neraka
Tiliklah ayat empat puluh
Dapatkan surga tak butuh peluh
Tahan nafsu, hindari keluh
Bukan pada dosa mudah meluluh
Sidoarjo, 03 November 2021
an-Nazi'at (Malaikat yang Mencabut)
Bedah makna perbait:
1. Kiamat itu ada dan kita nggak berusaha bawa bekal?
2. Diceritakan dalam ayat 8 dan 9 surat an-Nazi'at bahwa ketika sangkakala ditiup; "Hati manusia pada waktu itu merasa sangat takut, (8) Pandangannya tunduk. (9)".
3. Malaikat mencabut nyawa disesuaikan dengan amal perbuatan. Meskipun ia seorang kaya dan hebat di dunia, bila banyak melakukan dosa, malaikat tidak akan pandang rambut/bulu untuk mencabut nyawanya dengan keras.
4. Membahas manusia yang ingin mendapat surga tapi tidak berusaha beribadah. Hanya memikirkan duniawi.
5. Dalam surat an-Nazi'at ayat 15-25 menceritakan kisah Nabi Musa as dan Fir'aun, orang kafir yang sombong. Fir'aun mendustai dan mendurhakai pesan yang disampaikan Nabi Musa as atas perintah Allah SWT. Hal tersebut mendapat ganjaran sesuai dengan ayat 25 yang berarti; "Maka Allah menghukumnya dengan azab di akhirat dan siksaan di dunia."
6. Surat an-Nazi'at ayat 40-41 berarti; "Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya, (40) maka sungguh, surga(lah) tempat tinggalnya. (41)" mengandung pemahaman mengenai salah satu sifat manusia yang masuk surga adalah takut kepada kebesaran Tuhan dan menahan diri dari hawa nafsunya.
Tentang Blog: Perkenalan Web Blog
Halo semua, selamat datang di naylasabitha.blogspot.com!
Selembar Sajak (5): di Atas Perahu Kehidupan (Puisi tentang Surat an-Naba')
sumber: https://www.youtube.com/watch?v=9X7OoytqDSg |
di Atas Perahu Kehidupan
oleh: Nayla Sabitha
Yakinkah kau menyangkal?
Seakan hidupmu selamanya kekal
Berusaha untuk bodohi akal
Hadapi kiamat tidak berbekal
Bersuka dalam pengharapan
Didekap ayat dua delapan
Lupa penuh dusta dan harapan
Lantas bersujudnya kapan?
Katanya inginmu mendapat surga
Nyatanya dirimu tak sama harga
Terlalu rapat merawat raga
Hingga lupa ibadah juga
Sudahkah sampai pesan penuh reka?
Jangan sampai jadi celaka
Sesal tak akan obati luka
Tunjuk satu, surga-neraka!
Sidoarjo, 02 November 2021
an-Naba' (Berita Besar)
Bedah makna perbait:
1. Kiamat itu ada dan kita nggak berusaha bawa bekal?
2. Dalam surat an-Naba' ayat 28, Allah berfirman: "dan mereka benar-benar mendustakan ayat-ayat Kami." : ayat ini menyambung ayat sebelumnya yang membahas penbalasan setimpal bagi orang yang melampaui batas, salah satunya yakni mereka yang mendustakan ayat al-Qur'an.
3. Membahas manusia yang ingin mendapat surga tapi tidak berusaha beribadah. Hanya memikirkan duniawi.
4. Membahas bahwa sudahkah pernah memahami makna an-Naba'? Menyambung ayat 40 surat an-Naba': "Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (orang kafir) azab yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata, "Alangkah baiknya seandainya dahulu aku jadi tanah.": Bahwa an-Naba' diturunkan untuk memperingatkan kepada orang kafir bahwa ada azab yang dekat.